Malam itu
aku pulang sholat tarawih seperti biasa. Bersama Bapakku dan Pak Asis
tetanggaku. Obrolan awalnya berjalan seperti biasa. Tiba-tiba Pak Asis
nyeletuk, “Pak Pri (panggilan bapakku) sekarang kok hujan terus ya? Padahal kan
sudah waktunya KEMARAU, Pak?”, Tanya Pak Asis.
“Iya Pak, tapi malem ini terang banget, kayaknya tidak ada tanda-tanda akan
turun hujan”, jawab Bapakku.
“Sekarag
malam apa ya, Pak?”, Tanya Pak Asis
Dengan
spontan Bapakku menjawab, “sekarang malem jumat. Oh ya, aku teringat perkataan
orang-orang tua di zaman dulu, katanya kalo sudah waktunya kemarau tapi masih
ada hujan dan pada malem jum’at atau kamis malam langit terang, tanda tak akan
turun hujan lagi, kemarau akan datang, InsyaAllah”.
Kamipun berpisah di
persimpangan gang dekat rumah. Pak Asis belok gang kebarat menuju rumahnya dan
aku dan Bapakku pulang kerumah.
Sepanjang jalan tadi aku
mengamati percakapan antara Bapakku dan Pak Asis. Sepertinya aku tidak percaya
akan perkataan Bapakku *maaf pak, tidak bermaksud untuk durhaka *. Tapi benar,
perkataan Bapakku tentang prediksi pergantian musim hujan ke kemarau yang
terlambat hanya melalui “malem jm’at”. Bapakku tadi berkata, “ kata orang-orang
tua dahulu, jika pada waktunya musim kemarau hujan masih berlanjut dan
datangnya musim kemarau menjadi terlambat, dan pada malam jum,at hujan tidak
turun, maka kemungkinan kemarau telah datang, mulai besok tidak turun hujan”.
Karena aku tidak percaya, aku mencoba membuktikan tentang ucapan bapakku tadi.
Dan hasilnya hingga satu minggu kedepan, tepatnya malam ini, hujan tidak turun
sama sekali dirumahku. Benar-benar ajaib. Tapi, kita tidak boleh percaya dengan
prediksi-prediksi seperti itu. Kita percaya terhadap Tuhan. Ini suatu kebetulan
atau sebuah keajaiban, hanya Tuhan yang tahu. Wallahua’lam.